Salah satu agenda, yang hampir wajib, memperingati HUT Kemerdekaan RI yakni upacara bendera. Minimal, upacara bendera ini dilakukan di kantor pemerintahan atau sekolah-sekolah.
Namun, di balik segala kekhidmatan yang ada pada upacara bendera dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan, terdapat kejadian unik yang terjadi di sejumlah daerah.
Kompas.com merangkum beberapa kejadian unik yang terjadi di sejumlah tempat di Indonesia ketika upacara bendera 17 Agustus.
1. “Nyeker” ketika tiba ke upacara bendera
Dilaporkan Kompas.com, Jumat (17/8/2018), seorang lelaki berumur 48 tahun berjulukan Saija tidak mengenakan bantalan kaki alias nyeker ketika menghadiri upacara hari ulang tahun kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia di Istana Merdeka.
Ia tiba dengan nyeker ketika ke Istana bukan alasannya tak punya sandal ataupun sepatu, melainkan ketika itu beliau tiba ke istana dengan memakai baju etika Baduy. "Kalau Baduy memang dihentikan pakai bantalan kaki," ujar Saija.
Menurut Saija, pemakaian kostum tanpa bantalan kaki ini sudah ia konsultasikan dahulu dengan pihak istana. Pihak Istana pun tidak keberatan alasannya tak digunakannya bantalan kaki merupakan etika istiadat suku Baduy.
2. Upacara di tengah banjir
Dilaporkan Kompas.com, Kamis (17/8/2017), meski tengah terjadi banjir, peringatan HUT ke-72 RI di Kecamatan Buka, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Barat, tetap berlangsung.
Banjir tersebut menggenangi halaman Kantor Camat Bika. Meski demikian, upacara yang diikuti oleh pelajar, instansi pemerintah desa, dan penduduk setempat itu tetap berlangsung khidmat.
Para petugas bendera juga tetap terlihat melakukan upacara sembari menerjang air yang tergenang.
3. Bocah Sekolah Menengah Pertama panjat tiang bendera
Terdapat beberapa kejadian panjat bendera yang terjadi pada upacara bendera di HUT ke-73 RI. Salah satu yang viral yakni agresi yang dilakukan seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama di daerah perbatasan Timor Leste.
Dilaporkan Kompas.com, Jumat (17/8/2018), upacara tersebut berlangsung di Pantai Montaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bocah tersebut diketahui berjulukan Yohanes Gama Marchal Lau. Yohanes memanjat tiang bendera itu sesudah tali yang akan dipakai untuk mengikat bendera terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera.
4. Tali Melilit Petugas Paskibra
Kejadian tali bendera melilit memang bukan hal gres dalam upacara bendera. Salah satu yang menerima sorotan terjadi ketika pengibaran bendera pada upacara peringatan 17 Agustus 2014 di Lapangan Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat.
Saat gres dinaikkan setinggi satu meter, bendera sempat diturunkan kembali sampai dua kali karena tali melilit. Namun, alasannya tali tersebut sulit diperbaiki, jadinya bendera tersebut tetap dinaikkan dengan kondisi demikian.
Meski tali sempat melilit, upacara bendera untuk memperingati HUT ke-69 RI tersebut tetap berlangsung khidmat.
5. Sepatu Paskibra Copot
Kejadian ini terjadi ketika upacara 17 Agustus 2016 di halaman kantor Wali Kota Bima. Dilaporkan Kompas.com, Rabu (17/8/2016), seorang Paskibra mengalami kejadian sepatu copot seusai upacara pengibaran bendera.
Sepatu pelajar Sekolah Menengan Atas tersebut terlepas seusai pembentukan gugusan barisan ketika hendak bergerak menuju inspektur upacara sesudah mengibarkan bendera merah putih.
Hal tersebut terjadi akhir petugas tersebut terinjak teman di belakangnya ketika melangkah. Sontak, kejadian tersebut menjadi perhatian penerima upacara.
Meski demikian, pelajar tersebut tetap berkonsentrasi merampungkan kiprah sampai final meski dengan satu sepatu.
6. “Nyi Ratu Kidul” Bawakan Bendera
Apabila biasanya duplikat bendera Merah Putih diserahkan daerah ke pasukan pengibar bendera, tidak demikian yang terjadi di Purwakarta, Jawa Barat, pada peringatan hari kemerdekaan 2016.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi justru mendapatkan penyerahan bendera dari sosok Nyi Ratu Kidul. Setelahnya, gres bendera tersebut diserahkan kepada Paskibra untuk dikibarkan pada upacara bendera keesokan harinya.
Hal tersebut dinilai Dedi biar untuk mengembalikan kultur merah putih kepada akar kebudayaan dan tradisi bangsa Indonesia. Namun, Nyi Ratu Kidul tersebut tentu bukanlah sosok sebenarnya, melainkan merupakan pemain film lakon dalam tarian kolosal akreditasi paskibra.
Sumber https://info-socmed.blogspot.com/