Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language) - Lubuk Cara

Postingan Baru

 Bahasa pemprograman sudah ada semenjak pertama kali ada komputer sekitar  Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language)

Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language)

Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language) – Bahasa pemprograman sudah ada semenjak pertama kali ada komputer sekitar 1970-an. Jumlah bahasa pemprograman dikala ini, jumlahnya sangat banyak. Tapi tidak semua bahasa pemprograman populer. Maksudnya terkenal disini yaitu bahasa pemprograman yang sering dipakai oleh banyak aplikasi-aplikasi terkini, dipakai oleh banyak orang, komunitasnya banyak, dan banyak pekerjaan yang membutuhkan keahlian bahasa pemprograman tersebut. Berikut refensi bahasa pemprograman yang terkenal : C, C++, C#, Java, Javascript, PHP, Python, Objective-C, Ruby, Visual Basic.
Di catatan saya yang membahas mengenai ‘konsep dasar pempropgraman’ menyatakan bahwa pemprograman yaitu sebuah isyarat yang sederhana kepada komputer. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan jumlah bahasa pemprograman yang ada dikala ini jumlahnya ratusan. Kenapa banyak bahasa pemprograman?, padahal kita sebaiknya menawarkan isyarat sederhana pada komputer. Kenapa tidak hanya satu saja bahasa pemprograman ?. Sebagai pola bahasa komputer saja. Sama menyerupai manusia, banyak bahasa yang sanggup digunakan. Karena banyak orang yang ingin membuat bahasa pemprograman sendiri sesuai dengan perkembangan teknologi. Lalu ada juga acara tertentu yang memang hanya sanggup jalan dengan satu bahasa pemprograman specifik/tertentu saja.
Bahasa komputer bersama-sama ada yang disebut dengan Bahasa Mesin. Bahasa Mesin tersebut dipahami oleh Processor/CPU/Otak sebuah komputer. Tapi sayangnya Bahasa Mesin tidak sanggup memahami bahasa pemprograman, menyerupai bahasa C, C++, C#, Java, Javascript, PHP, Python, Objective-C, Ruby, Visual Basic dan lain sebagainya. Lalu kenapa kita tidak berguru bahasa komputer saja?. alasannya yaitu bahasa komputer atau bahasa mesin, hampir mustahil sanggup kita tuliskan. Kalau pun kita sanggup menuliskan, orang lain mustahil sanggup baca. Karena bahasa mesin hanya untuk mesin, bukan untuk manusia. Karena itu kita perlu menjembatani bahasa mesin dan bahasa insan ke dalam bahasa pemprograman menyerupai bahasa pemprograman C, C++, C#, Java, Javascript, PHP, Python, Objective-C, Ruby, Visual Basic dan lain sebagainya.

Bahasa Pemprograman
Lihat gambar di atas, Perhatikan CPU sebuah komputer akan memahami bahasa mesin, sehingga bahasa yang palin mendekat dengan posisi CPU disebut dengan bahasa mesin. Sedangkan bahasa yang paling jauh yaitu bahasa yang paling erat dengan bahasa manusia. Bahasa yang paling erat dengan bahasa mesin yaitu Bahasa Assembly. Bahasa Assembly ini disebut dengan Bahasa Tingkat Rendah/Low Level Language. Sedangkan bahasa yang mendekati ke bahasa insan menyerupai bahasa pemprograman C, C++, C#, Java, Javascript, PHP, Python, Objective-C, Ruby, Visual Basic dan lain sebagainya disebut dengan Bahasa Tingkat Tinggi/High Level Language.
Bahasa-bahasa tersebut semakin ke atas semakin gampang untuk ditulis dan dipahami oleh manusia. Namun semakin lambat dalam proses load-nya, alasannya yaitu bahasa tersebut harus diterjemahkan dahulu dan dioptimasi kedalam bahasa mesin terlebih dahulu. Tapi hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan dengan tingkat teknologi yang semakin meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Untuk dikala ini, perbedaan kecepatan itu tidak terlalu penting, alasannya yaitu hardware atau CPU sebuah perangkat semakin canggih untuk mengatasi hal tersebut. Yang penting kini yaitu bagaimana kita sanggup menuliskan bahasa-bahasa acara tersebut menjadi kode-kode acara yang disebut dengan ‘Source Code’. Apabila kita Ngoding, apapun bahasa pemprograman yang digunakan, bersama-sama kita menuliskan Source Code yang akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Mesin.
Untuk mulai menulis Program/Source Code/Statement, ada 3 hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Bagaimana Cara Menulis Source Code
Sebelum berguru programming lebih jauh. Kita harus tahu bagaimana menulis Source Code sebuah program, termasuk dimana menulis source code tersebut dan memakai aplikasi apa. Untuk cara penulisan sintak setiap bahasa pemprograman mempunyai aturan yang berbeda. Namun intinya setiap bahasa pemprograman ditulis dengan memakai text sederhana atau yang disebut dengan Plain Text. Setiap bahasa pemprograman tersebut sanggup ditulis dengan memakai aplikasi text editor yang sudah ada pada peranglat komputer kita menyerupai Notepad apabila kita memakai sistem operasi Windows, atau Text Edit apabila kita kita memakai sistem operasi Mac. 

 Bahasa pemprograman sudah ada semenjak pertama kali ada komputer sekitar  Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language)
Notepad & Text Edit
Kaprikornus hanya dengan bermodalkan Notepad atau Text Edit bersama-sama cukup untuk membuat sebuah program, alasannya yaitu yang kita tuliskan hanya text sederhana sama menyerupai kita menuliskan text dengan ekstensi .txt. Namun untuk membuat sebuah program, ekstensi file tersebut akan sangat tergantung dengan bahasa pemprograman apa yang akan kita gunakan. Perhatikan pola gambar di bawah untuk penulisan source code untuk sebuah acara sederhana yang ingin menampilkan text ‘Hello, World!’ ke layar dengan memakai Text Edit pada sistem operasi Mac. Penulisan source code tersebut sama menyerupai penulisan text sederhana, hanya ekstensi filenya saja yang berbeda. Untuk gambar pertama alasannya yaitu memakai bahasa pemprograman javascript maka memakai ekstensi file .js. Sedangkan Untuk gambar kedua alasannya yaitu memakai bahasa pemprograman Phyton maka memakai ekstensi file .py. kemudian selanjutnya, Untuk gambar ketiga alasannya yaitu memakai bahasa pemprograman Rubymaka memakai ekstensi file .ruby. Terakhir, Untuk gambar keempat alasannya yaitu memakai bahasa pemprograman Pearl maka memakai ekstensi file .pl. Dengan pola ini menekankan bahwa yang ditulis pada bahasa pemprograman yaitu Plain Text atau text sederhana, bukan Rich Text.

 Bahasa pemprograman sudah ada semenjak pertama kali ada komputer sekitar  Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language)
Plain Text
Cara penulisan text itu ada 2 jenis. Pertama dengan memakai Plain Text dan yang kedua memakai Rich Text. Untuk penulisan text dengan memakai Rich Text, kita sanggup lihat misalnya ketika kita menulis dengan memakai software Microsoft Word pada sistem operasi Windows, atau ketika memakai Text Edit pada Mac dengan mode Rich Text. Pada software tersebut, kita sanggup menawarkan style dan format text yang kita tulis menyerupai menawarkan style text bold, underlined, italic, warna, format batas rata, ukuran dan lain sebagainya. Penulisan dengan memakai Rick Text akan sangat berkhasiat ketika kita ingin menuliskan text secara lebih kompleks. Untuk penulisan Source Code, hal-hal tersebut tidak diperlukan. Karena penulisan Source Code hanya memakai Plain Text.

 Bahasa pemprograman sudah ada semenjak pertama kali ada komputer sekitar  Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language)
Rich Text
Setiap bahasa pemprograman mempunyai sintak dan aturan yang berbeda dalam penulisan, meskipun beberapa bahasa pemprograman dipakai hanya untuk menuliskan satu buah acara yang tujuannya sama, menyerupai menampilkan goresan pena ‘Hello, World!’ ke layar. Cara penulisan atau sintak setiap bahasa pemprograman pastinya berbeda. Namun perlu diperhatikan, bahwa ada juga beberapa bahasa pemprograman yang mempunyai sintak yang sama. Seperti pola gambar dibawah ini. Sintak atau Statement untuk menampilkan text ‘Hello, World!’ ke layar dengan memakai bahasa Phyton sama dengan sintak memakai bahasa LUA. Meskipun kedua bahasa pemprograman tersebut yaitu 2 jenis bahasa pemprograman yang berbeda, dan kebetulan ada beberapa jenis sintak yang sama. Contoh lain ketika kita memakai bahasa PHP, sintaknya sama dengan bahasa Phyton dan LUA tersebut, namun tidak akan jalan jikalau tidak ditambahkan block sintak PHP menyerupai pada gambar tersebut. Sedangkan pada bahasa PASCAL sebelum kita menuliskan baris kode acara tertentu, aturannya kita harus menuliskan dahulu nama programnya, sesudah itu sebelum menulis suatu statement programnya harus diawali dengan keyword begin dan diakhiri dengan eyword end. Sedangkan untuk menulis sintak tersebut dengan memakai bahasa Java berbeda lagi sintaknya, begitu juga dengan bahasa C dan bahasa pemprograman lainnya mempunyai sintak dan aturan yang berbeda, meskipun tujuannya sama hanya untuk menuliskan text ‘Hello, World!’ ke layar.

 Bahasa pemprograman sudah ada semenjak pertama kali ada komputer sekitar  Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language)
Sintak Bahasa Pemprograman
Setiap bahasa pemprograman mempunyai sikap yang berbeda dalam menuliskan setiap sintaknya, Sedangkan kita tahu bahasa pemprograman itu jenis dan jumlahnya sangat banyak. Apakah kita harus menghafal setiap sintak yang pada bahasa pemprograman?. Jawabannya sanggup ya atau sanggup juga tidak. Kalau jawabannya ya, apabila kita menuliskan bahasa pemprograman dengan memakai Text Editor menyerupai Notepad dan Text Edit, yang hanya sanggup dipakai untuk menuliskan plain text atau text sederhana saja. Mau tidak mau, apabila kita menuliskan source code dengan memakai text editor menyerupai itu, maka kita harus menuliskan satu per satu text dari baris code acara tersebut. Kalau jawabannya tidak, alasannya yaitu kita sanggup memakai suatu aplikasi software yang memang keberadaannya khusus untuk membantu menulis Source Code suatu acara yang dikhususkan untuk para programmer. Software tersebut sanggup berupa 2 jenis :
● Code Editor yaitu aplikasi yang khusus dibentuk untuk para programmer untuk menuliskan Source Code program. Sehingga aplikasi tersebut biasanya terdapat fitur-fitur yang akan memudahkan para programmer.
● Integrated Development Environment (IDE) yaitu aplikasi khusus yang dibentuk untuk para programmer untuk menuliskan Source Code sama menyerupai Code Editor, namun fiturnya lebih lengkap dan kompleks dibandingkan dengan Code Editor.
Berikut Contoh aplikasi-aplikasi software Code Editor dan IDE yang sanggup dijadikan rujukan untuk dipakai :

Code Editor IDE(Integrated Development Environment)
Atom, Coda, Sublime Text, TextMate, Espresso, Chocolat, Komodo Edit, Notepad++, PSPad, textarea, CodeMirror, Brackets, WebStorm, Visual Studio Code, Vim, Android Studio, PyCharm, IPhython/Jupyter, Ernacs, Rstudio, GEdit, ULTRAEdit Eclipse/Aptana, NetBeans, Adobe Dreamweaver, Visual Studio, PHPStorm, XCode

2. Bagaimana Source Code Dapat Dikonversi Ke Dalam Bahasa Mesin
Meskipun kita tidak melaksanakan konversi source code ke dalam bahasa mesin secara manual, alasannya yaitu hal tersebut akan dilakukan secara otomatis oleh setiap bahasa pemprograman. Tapi minimal kita tahu prosedur atau konsep di balik konversi souce code tersebut, sehingga kita tahu cara kerjanya dan perbedaannya. Konversi source code ke dalam bahasa mesin ada 3 metode yang sebaiknya kita catat sebagai materi pengetahuan kita apabila kita ingin memperdalam ihwal programming.

1.1   Compiler

 Bahasa pemprograman sudah ada semenjak pertama kali ada komputer sekitar  Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language)
Compiler
Silakan lihat gambar di atas untuk menjelaskan bagaimana kerja dari metode Compiler untuk mengkonversi source code ke dalam bahasa mesin. Apabila ada 2 orang berjulukan A dan B, kemudian si A membuat acara yang nantinya acara tersebut akan diberikan kepada si B. Kalau untuk mengkonversi source code acara yang dibentuk oleh si A, kemudian kita memakai metode Compiler. Maka prosesnya si A akan membuat source code acara terlebih dahulu. Setelah selesai, si A akan melaksanakan Compile atau menyusun dan mengumpulkan source code acara tersebut dengan sebuah alat yang dinamakan dengan Compiler. Compiler yang dipakai tergantung dari jenis bahasa pemprograman apa yang digunakan, alasannya yaitu setiap bahasa pemprograman memakai Compiler yang berbeda. Setelah selesai melaksanakan Compile, maka akan menghasilkan satu file gres hasil dari kompilasi tersebut. File inilah yang nantinya akan diberikan kepada si B. File hasil dari kompilasi ini disebut juga dengan file executable atau file exe sebuah acara yang siap dieksekusi. Kemudian apabila si B menjalankan acara tersebut, maka si B sudah secara eksklusif sanggup melihat dan memakai acara tersebut tanpa harus melaksanakan tindakan apapun lagi. Kaprikornus si B tidak perlu membutuhkan Compiler lagi. Si B juga tidak akan pernah melihat source code orisinil acara tersebut, alasannya yaitu si B hanya tinggal menjalankan. Kaprikornus si B hanya menjalankan acara tersebut saja.
Kelebihan dengan memakai metode Compiler yaitu bahwa acara hasil dari compiler sudah otomatis siap untuk dijalankan oleh usernya. Proses loading dari acara hasil Compiler juga lebih cepat, Karena acara hasil compiler tersebut sudah teroptimasi kedalam bahasa mesin sesudah dicompile. Source code-nya juga cenderung lebih kondusif alasannya yaitu yang dilihat oleh user yaitu acara hasil compile-nya bukan source code aslinya. Source code orisinil hanya ada pada programmer pembuat acara tersebut.
Selain kelebihan yang dimiliki oleh metode Compiler, kita juga perlu memperhatikan kekurangan yang ada pada metode Compiler tersebut. Kekurangan dari metode Compiler tersebut diantaranya tidak lintas platform, artinya tidak sanggup jalan di semua sistem operasi. Karena setika sebuah source code acara di compile, maka akan menghasilkan sebuah acara yang hanya compatible pada sistem operasi tertentu saja. Bahkan acara tersebut ada kemungkinan tidak akan jalan, meskipun sistem operasi yang dipakai sama, hanya alasannya yaitu tipe CPU/Processor yang berbeda. jikalau hal tersebut, artinya acara tersebut membutuhkan untuk dicompile ulang. Contoh kasus tersebut membuat acara hasil Compile menjadi tidak flexible. Bahkan ketika ada kesalahan atau ketika kita ingin memodifikasi acara hasil compile, maka setiap ada perubahan acara memerlukan metode compiler ulang. Kaprikornus metode compiler yaitu langkah pemanis yang harus dilakukan setiap kali kita selesai membuat dan memodifikasi acara ( Ngoding ).

1.2   Interpreter

 Bahasa pemprograman sudah ada semenjak pertama kali ada komputer sekitar  Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language)
Interpreter
Selanjutnya untuk konversi source code dengan memakai metode Interpreter. Sama menyerupai pola metode compiler di atas. Si A akan membuat sebuah program, namun si A tidak akan melaksanakan Compile pada source code acara tersebut. Melainkan menduplikasi source code acara tersebut. Hasil Source Code yang diduplikasi itulah yang nantinya akan diberikan kepada si B atau usernya. Kemudian si B harus memakai sebuah interpreter untuk menerjemahkan source code acara tersebut. Sehingga si B akan secara bersamaan menjalankan interpreter tersebut sekaligus menjalankan dan memakai acara tersebut. Interpreter berjalan secara real time, pada dikala menerjemahkan souce code baris per baris kode acara dan menjalankan serta memakai acara tersebut.
Contoh metode interpreter yang sering kita alami, ketika kita membuka sebuah website. Meskipun kita belum pernah membuat source code acara sama sekali. Namun acara membuka sebuah halaman website sudah menjadi hal yang biasa bagi generasi milenia. Hampir seluruh website yang ada kini ada source code javascript di dalamnya. Pada dikala proses kita membuka halaman website tersebut, bersama-sama ada interpreter yang sudah ditanamkan pada web browser yang kita gunakan untuk menerjemahkan bahasa pemprograman javascript tersebut.
Kelebihan dengan memakai metode Interpreter yaitu kebalikan dengan metode Compiler. Penggunaan metode Interpreter akan lintas platform di setiap sistem operasi. Metode Interpreter tidak mempedulikan sistem operasi dan processor apa yang digunakan. Asal user mempunyai interpreter-nya, maka source code sebuah acara akan sanggup dijalankan. Analoginya, selama user mempunyai web browser, maka bahasa pemprograman javascript akan sanggup dijalankan. Source code acara dengan memakai metode compiler lebih flexible alasannya yaitu tidak perlu dicompile ulang apabila ada perubahan. jadi lebih gampang source code acara tersebut, untuk dimodifikasi dan gampang serta eksklusif diuji coba hasil modifikasi tersebut.
Selain kelebihan dari metode Interpreter tersebut, kita juga harus memperhatikan kekurangan metode interpreter. Kekurangan metode Interpreter diantaranya user membutukan interpreter, misalnya untuk javascript, jikalau user tidak mempunyai aplikasi web browser, maka acara javascript yang ada pada source code acara tersebut tidak akan jalan. Beda dengan metode Compiler, user hanya tinggal menjalankan acara hasil compile tersebut. Selain itu, kekurangan dari metode Interpreter yaitu proses loading lebih lambat. Karena setiap user membuka acara tersebut, prosesnya berjalan bersamaan dengan proses menerjemahkan source code acara tersebut ke dalam bahasa mesin atau melaksanakan interpretasi dulu dengan memakai interpreter. Dengan memakai metode Interpreter, Source code acara yang diberikan kepada user yaitu source code aslinya, maka source code acara tersebut akan sangat gampang di saluran oleh orang lain atau siapa pun. Kaprikornus cenderung tidak aman.

1.3   Hybrid / Intermediate Language ( IL )

 Bahasa pemprograman sudah ada semenjak pertama kali ada komputer sekitar  Belajar Javascript Part 2 – Bahasa Pemprograman (Programming Language)
Hybrid / Intermediate Language ( IL )
Metode Hybrid / Intermediate Language yaitu metode yang menerjemahkan source code acara ke dalam bahasa mesin dengan mengkombinasi kelebihan yang ada pada metode Compiler dan Metode Interpreter. Di atas telah dijelaskan kekurangan dan kelebihan yang ada pada metode Interpreter dan Compiler. Karena itu metode Hybrid atau yang disebut juga dengan Intermediate Language menjembatani kedua metode tersebut.
Contoh untuk klarifikasi gambar di atas. Si A membuat source code, sesudah selesai si A melaksanakan compile menyerupai metode Compiler. Kemudian sesudah selesai melaksanakan compile, si A menghasilkan file baru, namun bukan file executable atau file yang siap untuk dihukum menyerupai file yang dihasilkan dengan memakai metode Compiler. File yang dihasilkan yaitu file yang disebut Intermediate Language ( IL ) atau Byte Code. File Intermediate Language ( IL ) atau Byte Code ini pada umumnya sudah cukup teroptimasi dengan bahasa mesin  dan sanggup lintas platform di setiap sistem operasi. Sampai hal ini sanggup dilihat, bahwa kelebihan pada metode Compiler dan Interpreter sudah digabungkan dan dikombinasikan. Proses selanjutnya file Intermediate Language ( IL ) atau Byte Code diberikan kepada si B. Kemudian untuk langkah selesai si B melaksanakan sesuatu sebelum menjalankan program. Langkah tersebut yaitu langkah yang disebut dengan JIT Compilation atau Just In Time Compilation. JIT Compilation yaitu langkah dengan menjalankan Compile sekaligus menjalankan acara tersebut secara bersamaan.
Pada prinsipnya untuk mengkonversi setiap bahasa pemprograman ke dalam bahasa mesin sanggup memakai ketiga metode di atas, baik itu metode Compiler, Interpreter, atau Hybrid. Namun biasanya setiap bahasa pemprograman hanya menentukan salah satu dari ketiga metode tersebut. berikut pola bahasa pemprograman sekaligus dengan metode cara mengkonversi source code acara ke dalam bahasa mesin :

Compiler Interpreter Hybrid
C, C++. Objective-C Javascript, PHP Java, VB.NET, Python

3. Bagaimana Mengeksekusi Souce Code Agar Bisa Digunakan
Untuk bagaimana cara mengeksekusi source code biar sanggup digunakan, sudah secara secara eksklusif dijelaskan pada setiap metode cara mengkonversi source code ke dalam bahasa mesin. Hal tersebut terjadi di pihak user atau si B baik memakai ketiga metode di atas.


Sumber https://digitaladies.blogspot.com/