Dilansir dari Kompas.com,
Indonesia untuk pertama kalinya akan mempunyai Bandar Antariksa. Adapun, lokasi yang dipilih untuk pendirian Bandar Antariksa ini yakni di Biak, Papua.
Saat dikonfirmasi, Kepala Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ( LAPAN), Robertus Heru Trijahyanto membenarkan info tersebut. “Betul. Kita akan menciptakan ibarat kawasan uji terbang roket LAPAN yang ketika ini ada di Garut Selatan. Namun lebih besar sehingga sanggup dipakai untuk uji roket yang lebih besar,” ungkapnya kepada Kompas.com, Minggu (10/11/2019).
Secara legal batas antariksa disebutnya yakni 100 km. Sementara, nantinya, tahun 2024 ditargetkan roket yang akan diuji oleh LAPAN mempunyai ketinggian maksimal 300 km. Menurut Heru, dipilihnya Biak alasannya yakni kawasan tersebut dinilai ideal untuk tujuan di atas. “Untuk mencapai ketinggian tersebut roketnya harus lebih besar (diameter dan panjang). Sehingga perlu kawasan peluncuran yang lebih luas,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, manfaat dari Bandar Antariksa ini yakni untuk penguasaan teknologi dan operasional pelucur satelit. “LAPAN sudah sanggup menciptakan satelit sendiri. Target selanjutnya meluncurkan satelit dengan roket buatan sendiri dan Bandar Antariksa di Indonesia,” ungkapnya ketika dihubungi Kompas.com, secara terpisah pada Minggu (10/11/2019).
Kemitraan Internasional
Hal tersebut menurutnya senada dengan UU Keantariksaan No. 21/2013 di mana salah satu amanat yang diberikan kepada LAPAN yakni peluncuran wahana antariksa, membangun dan mengoperasikan Bandar Antariksa. “Karena keterbatasan anggaran, LAPAN berencana menciptakan Bandar Antariksa skala kecil untuk uji terbang roket dan peluncuran roket kecil. Ditargetkan tahap awal simpulan sebelum 2024 untuk memfasilitasi uji terbang roket bertingkat yang akan dikembangkan,” jelas Thomas.
Nantinya, Bandar Antariksa besar juga diupayakan dibangun dan dioperasionalkan dengan kemitraan internasional. Terkait dengan pemilihan lokasi, Thomas menyampaikan, sempat terdapat kajian untuk mencari alternatif kawasan yakni: Biak, Morotai dan Enggano. “Akhirnya pada rapat koordinasi 2018 antar Kementerian/Lembaga, LAPAN tetapkan Biak sebagai lokasi Bandar Antariksa,” ungkapnya lagi. Alasannya, semenjak tahun 1980-an LAPAN sudah menyiapkan lahan seluas 100 hektare di Biak Utara, Papua. Lokasi tersebut ideal alasannya yakni Biak paling bersahabat ekuator dan pantai timurnya pribadi menghadap Samudera Pasifik. Adapun kawasan peluncuran roket yang ada di Garut ketika ini, disebut Thomas sebagai lokasi untuk kawasan uji statistik dan uji terbang roket kecil.
Wah bahagia rasanya Indonesia mulai konsen membuatkan bidang Antariksa. Semoga lancar dan sukses.
Sumber https://gawarii.blogspot.com/