-Navigasi astronomi yaitu system penentuan posisi kapal melalui observasi matahari, bulan, bintang dan syarata/planet dengan memakai peralatan sextant, chronometer, kompas dan menghitung dengan memakai tabel-tabel serta alamanak nautika.
Ada 3 (tiga) tata koordinat dalam navigasi astronomi, yaitu :
- Tata koordinat horizon dengan argumentasi azimuth dan tinggi benda angkasa;
- Tata koordinat katulistiwa dengan arguentasi sudut jm barat (LHA = Local hour angle) dan zawal benda angkasa;
- Tata koordinat ekliptika dengan argumentasi lintang astronomis dan bujur astronomis benda angkasa.
Ilmu Pelayaran Astronomi
Dalam mempelajari navigasi astronomi, perlu memahami beberapa istilah yang baku yang digunakan yaitu : bulatan angkasa; katulistiwa angkasa; meridian angkasa; lingkaran deklinasi; deklinasi (zawal); azimuth; rambat lurus; titik aries; lingkaran vertical pertama; lintang astronomis, bujur astronomis; GHA. LHA, SHA.
Apa itu semua?
Berikut definisinya.
- Bulatan angkasa yaitu sebuah bulatan dimana planet bumi sebagai pusat, dengan radius tertentu dan semua benda-benda angkasa diproyeksikan padanya.
- Katulistiwa angkasa yaitu sebuah lingkara besar di angkasa yang tegak lurus terhadap poros kutub utara dan kutub selatan angkasa.
- Meridian angkasa yaitu lingkaran tegak yang melalui titik Utara dan titik Selatan .
- Lingkaran deklinasi yaitu sebuah busur yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan angkasa melalui bwenda angkasa tersebut.
- Deklinasi (zawal) benda angkasa yaitu sebagian busur linkara deklinasi, dihitung dari katulistiwa angkasa ke arah Ytara atau Selatan hingga benda angkasa tersebut
- Azimuth benda angkasa yaitu sebagian busur cakrawala, dihitung dari titik Utara atau Selatan sesuai lintang penilik, ke arah Barat etau Timur hingga ke lingkaran tegak yang melalui benda angkasa, diukur dari 0 derajat hingga 180 derajat.
- Rambat lurus adalah sebagian busur katulistiwa angkasa, dihitung dari titik Aries ke arah berlawanan dengan gerakan harian maya, hingga ke titik kaki benda angkasa.
- Titik Aries yaitu sebuah titik tetap di katulistiwa angkasa , dimana matahari berrada barada pada tanggal 21 Maret,
- Lingkaran vertikal pertama yaitu lingkaran yang menghubungkan Zenith dan Nadir melalui titik Timur dan titik Barat.
- Lintang Astronomis yaitu sebagian busur lingkaran lintang astronomis benda angkasa, dihitung dari ekliuptika hingga hingga ke benda angkasa.
- Bujur Astronomis yaitu sebagian busur lingkaran eklipyika, dihitung dari titik Aries dengan arah yangf sama terhadap peredaran tahunan matahari, hingga pada titik proyeksi benda angkasa di ekliptika.
- Greenwich Hour Angle (GHA) atau sudut jam barat Greenwich, yaitu sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari meridian angkasa Greenwich ke arah barat hingga meridian angkasa yang melalui benda angkasa, dihitung dari 0 derajat hingga 360 derajat.
- Local Hour Angle (LHA) atau sudut jam barat setempat yaitu sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari meridian angkasa penilik ke arah barat samapi meridian yang melalui benda angkasa dihitung dari 0 derajat hingga 360 derajat.
- Siderial Hour Angle (SHA) atau sudut jam barat benda angkasa, adlah sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari titik Aries ke arah barat, hingga meridian yang melalui benda angkasa dihitung dari 0 derajat hingga 360 derajat.
Lukisan bulatan angkasa di atas berlaku untuk penilik yang berada di lintang Utara (Kutub Utara angkasa berada di atas titik Utara).
Perhitungan Dalam Navigasi Astronomi
Dalam menghitung LHA matahari, bulan dan sayarat perlu memperhitungkan GHA matahari, bulan dan sayarat kemudian ditambahkan/dikurangkan dengan bujur Timur/Barat. Untuk mencari LHA bintang, maka dihitung dari GHA aries ditambah SHA bintang kemudian ditambahkan/dikurangkan dengan bujur Timur/Barat.
Sebuah segitiga paralaks atau segitiga bola angkasa mempunyai sudut-sudut yang dinamakan dengan klimaks pengamat atau Zenith (T), kutub diatas cakrawala atau kutub angkasa (P) dan benda angkasa (S) sebagai titik sudut dan sisi-sisinya PT (900 – l); PS (900 – z) dan sisi TS (900 – ts)
Rumus perhitungan titik tinggi memakai dasar posisi duga untuk mendapat tinggi hitung (th), yang dijabarkan selisihnya dengan tinggi sejati (ts) dari benda angkasa yang diukur tingginya dengan memakai sextant
LHA = GHA ±
Rumus dasar untuk mencari LHA matahari, bulan, sayarat dan Aries, perlu diulangi lagi yaitu sebagai berikut :
Untuk bintang-bintang
LHA* = GHA γ + SHA * ±
Perhitungan sudut (P) benda angkasa merupakan salah satu argument yang digunakan di dalam rumus titik tinggi. Nilai yang diperoleh dari LHA benda angkasa dengan tanda Timur atau Barat.
Nilai yang dinamakan SHA (Siderial Hour Angle) bekerjsama yaitu nilai sudut jam barat dari bintang terhadap titik Aries. Siderial Hour Angle dari bintang-bintang diartikan busur dari katulistiwa yang dihitung dari titik Aries sejalan dengan pergerakan harian maya hingga dengan lingkaran zawal dari bintang tersebut.
Dalam halaman belakang almanak nautika, terdapat daftar dari 173 bintang serta SHA dan zawalnya. Namun untuk memudahkan maka terdapat juga daftar bintang-bintang yang sering digunakan untuk navigasi alasannya yaitu terperinci dan letaknya yang sanggup dibaca di halaman-halamn harian dengan SHA dan zawalnya (57 bintang).
Keseksamaan navigasi astronomi merupakan tuntutan terhadap kemampuan seorang perwira nautika, yang tergantung dari tingkat keseksamaan, penugasan praktek, kemungkinan kesalahan yang dibentuk alasannya yaitu systematic error, random error dan blunder.
Kesaksamaan Navigasi Astronomi
Seorang navigator di kapal harus bisa membawa kapalnya ke daerah tujuan dengan sempurna dan aman. Kecermatan perhitungan dan pengamatan ditunjang oleh kemampuan mengambil keputusan secara tapat waktu dan sempurna sarana, merupakan tuntutan terhadap kemampuan seorang Perwira Nautika.
- Dibandingkan dengan sistem navigasi yang lain tingkat kesaksamaan navigasi astronomi cukup baik khususnya jikalau kapal berada jauh dari daratan. Pada sistem navigasi satellite yang dimulai dari NNSS (Navy Navigation Satellite System) hingga GPS (Global Positioning System) posisi juga diperoleh secara akurat, sebagai salah satu alternatif dalam penentuan posisi kapal di laut.
- Latihan Praktek Menyadari sepenuhnya bahwa navigasi memerlukan banyak keterampilan praktak, maka pengalaman berlayar sebagai perwira kapal pelayaran samudera selama sedikitnya 5 tahun mutlak diperlukan. Pengalaman empiris mengatakan seorang Perwira dengan ijazah Mualim Pelayaran Besar II dan pengalaman berlayar minimal 5 tahun di kapal palayaran samudera, akan cakap dan memenuhi syarat sebagai perwira navigasi baik dalam aspek pengoperasian, pemeliharaan maupun keselamatan pelayaran.
Itulah pembahasan tentang Dasar Navigasi Astronomi Dalam Pelayaran. Yah sesuatu yang harus dimiliki seorang navigator kapal memang.
Semoga bermanfaat ya.
Sumber https://gawarii.blogspot.com/